Pernikahan Tidak Direstui, Seorang Mahasiswi Berpura-pura Menemukan Bayi
Posted by Unknown at Jumat, 28 Maret 2014
0 Comments
RA memeluk ibunya disaksikan oleh Taufikqurahman, suami RA |
Martapura - Pada hari Senin
(24/03) sebuah kejadian mengharukan terjadi di kantor Polsek Martapura Kota, seorang mahasiswi berinisial RA (22) bersujud
di kaki ibunya. Pertemuan tersebut menjadi penutup kejadian yang sempat
menghebohkan Kota Martapura, cerita bermula ketika RA mengaku menemukan bayi di
tepi Jalan Sekumpul Raya, Kelurahan Sekumpul pada hari Minggu (23/03) malam. Bayi
laki-laki berusia sekitar satu bulan itu kemudian dibawa RA ke rumahnya di
Kompleks Citra Banua Raya Blok C nomor 4 Jalan Sekumpul Raya, Selanjutnya
ditemani orangtuanya RA melapor ke ketua RT setempat.
Sampai disini, kisah yang
dituturkan RA berjalan mulus namun, dia tak menyangka bila si Ketua RT kemudian
melapor ke Polsek Martapura Kota sesuai tugasnya. Polisi yang menerima laporan
tersebut langsung mnegecek ke tempat kejadian perkara, lalu mendatangi kediaman
RA. Karena diklaim sebagai bayi temuan, Polisi kemudian mengamanankannya ke
RSUD Ratu Zalecha di Martapura, disana si bayi mungil diperiksa kondisi
kesehatannya. Dia dimasukkan ke inkubator di ruangan perinatologi, Petugas
medis memperkirakan bayi seberat 1.800 gram itu baru berusia 40 hari “kalau
bayi normalnya biasanya beratnya 2.500 gram” kata seorang petugas medis.
Keesokan harinya, Senin (23/03)
pagi sekitar pukul 07.00 Wita datang seorang laki-laki muda bernama
Taufiqurahman (25) warga Sungai Paring Martapura itu mengaku sebagai ayah bayi
tersebut. Karena ada yang mengaku sebagai ayah dari sibayi, petugas medis
mengarahkan laki-laki itu ke kantor Polisi, sebab pihak rumah sakit tak bisa
menyerahkan begitu saja bayi itu. Saat di kantor Polisi itulah Taufiq mengaku
bekerja sebagai penjaga malam di kantor BKKBN Kabupaten Banjar mengungkapkan
kejadian yang sebenarnya. “pernikahan kami tidak direstui, mungkin hanya lewat
cara ini RA bisa menyadarkan orangtuanya. Saya baru tahu kalau bayi kami dibawa
ke rumah sakit setelah ada komunikasi dengan RA. Memang dia yang melahirkan,
bayi kami beri nama Muhammad Satria. Mendengar itu Kepolisian langsung
memanggil RA dan orangtuanya. “kami memang menikah di bawah tangan, mungkin
dengan ini ibunya bisa menerima dan merestui hubungan kami” kata Taufiq.
Pengakuan Taufiq diperkuat RA yang membenarkan kalau
bayi prematur itu memang putranya “saya melahirkan dibantu bidan di Jalan
Gotong Royong Banjarbaru, kami terpaksa melakukan ini” sesal RA. Kapolsek
martapura Kota AKP Syamsul P., S.Sos melalui Kanit Reskrim Bripka Ibnu
membenarkan kejadian tersebut. “RA diketahui terpaksa mengarang cerita untuk
mendapat perhatian dari suami dan restu dari orangtuanya” kata Bripka Ibnu.
(lis/MB/Humresbanjar)