Hotline: 0511-4721635, email: subbaghumas_resbanjar@ymail.com, Form Pengaduan masyarakat klik di sini
TopBottom

KAPOLRES BANJAR






Video

WAKAPOLRES BANJAR


Cegah Radikalisme,Kapolres Lakukan Sosialisasi

Posted by Unknown at Selasa, 26 Januari 2016

MARTAPURA,KALSEL-Adanya kelompok Radikal yang sudah terdeteksi serta beberapa serangan yang terjadi belakangan ini yang mengatasnamakan ISIS,membuat resah kalangan masyarakat. Untuk itu,Polres Banjar bekerjasama dengan Pemerintah Daerah,TNI serta elemen masyarakat seperti tokoh agama,tokoh masyarakat dan tokoh adat se-Kabupaten Banjar melaksanakan sosialisasi pencegahan bahaya Radikal (ISIS). Bertempat di Aula Barakat Pemda Banjar,acara sosialisasi tersebut dibuka oleh Penjabat Bupati Banjar,Selasa (26/1/2016). Kemudian dilanjutkan paparan oleh Kapolres Banjar serta Dandim 1006 Martapura.

Kapolres Banjar AKBP Kukuh Prabowo,S.Ik.,MH selaku narasumber dalam acara tersebut menjelaskan bahwa tujuan dilaksanakannya sosialisasi ini adalah agar kelompok ISIS maupun kelompok Radikal lainnya tidak ada dan jangan sampai berkembang di Kabupaten Banjar. Lebih lanjut,Kapolres Banjar juga menjelaskan agar aparatur keamanan dan pemerintahan serta para ulama satu pemahaman tentang perlunya mencegah masuknya ISIS dan Kelompok Radikal di masyarakat dan umat, juga agar para Ketua RT memiliki daya cegah terhadap warganya maupun pendatang dilingkungannya.

Radikalisme itu sendiri terbagi dalam dua jenis, Radikalisme Statis dan Radikalisme Destruktif. Radikalisme Statis merupakan pemikiran radikal yang lebih bersifat gagasan,tidak dalam bentuk aksi nyata kekerasan. Sedangkan Radikalisme Destruktif merupakan Radikalisme yang merusak,menggunakan metode kekerasan dalam mewujudkan tujuan mereka. Radikalisme lebih kepada faham dari kata sifat menjadi kata benda yang terjadi adanya sikap dan aksi yang muncul karena intoleransi dan fanatik dan menginginkan perubahan secara drastis tidak peduli menggunakan kekerasan.

Penekanan Kapolres dalam penyampaian materinya adalah bahwa Radikalisme tidak ada sangkut pautnya dengan agama Islam. Dalam isu terorisme di Indonesia,masyarakat memandang atau menggambarkan pelaku teror sebagai sosok seorang muslim,berjenggot,jidat hitam,bercadar dan lain sebagainya. Padahal teror tidak hanya dilakukan oleh non muslim,seperti contoh yang disampaikan Kapolres yang terjadi Kota Chareslston,Amerika Serikat,yang dilakukan oleh warga kulit putih bernama Dylan Roof (21 th) terhadap 9 jemaat gereja kulit hitam yang ditembak mati pelaku.

Berdasarkan data dari Densus 88,Sejak 2002 hingga 2015 sudah sekitar 950 orang tersangka dan pelaku tindak pidana terorisme yang ditangkap. Lebih dari 98% dari pelakunya mengaku bahwa mereka melakukan tindak pidana terorisme dalam rangka membela Islam. Mereka juga mengaku menganut faham Salafy  Jihadisme. Karena itulah terorisme di Indonesia sering disebut ideology motivated. Para pelaku terorisme dimotivasi oleh ideology tertentu yang membenarkan aksi-aksi kekerasan.

Menurut Ustadz Tarmiji,pimpinan Ponpes Darul Hijrah,mengatakan Islam sangat melarang umatnya membunuh apalagi melakukan bunuh diri. "Apabila seorang muslim membunuh seorang kafir yang tidak berdosa maka si pembunuh tidak akan mencium wangi surga,apalagi pembunuhan itu dilakukan terhadap sesama muslim",jelas Pak Ustadz. Jadi pengertian jihad yang mereka anut merupakan pengertian jihad yang salah,apalagi jihad tersebut dilakukan dengan cara menyakiti diri sendiri seperti tindakan bunuh diri. "Bahkan Rasulullah menolak menyalatkan orang yang mati bunuh diri",lanjutnya.














0 komentar:

Posting Komentar