Hasil Operasi Sikat,Polisi Temukan 3 Mayat Dalam Avanza
Posted by Unknown at Rabu, 24 Februari 2016
0 Comments
Merasa janggal dengan keterangan yang di berikan kedua orang tersebut, selanjutnya kepolisian sektor Astambul bekerja sama dengan Satuan Reskrim Polres Banjar, mengamankan kedua orang tersebut untuk di mintai keterangan guana pengembangan.
Rabu (24/2) dini hari sekitar pukul 03.00 Wita, warga Jalan Pendidikan Gang Madrasah RT 05 RW 02 Kelurahan Sekumpul, Kota Martapura Kabupaten Banjar tiba-tiba geger. Pasalnya puluhan anggota polisi mendadak berdatangan ke rumah salah seorang warga bernama Majid Sobari (70).
Di rumah berpagar kayu dengan cat warna-warni tersebut polisi rupanya tengah mengembangkan kasus pembunuhan yang terjadi terhadap Majid, istrinya Rusnawati (52) dan putra bungsunya bernama M Muharamsyah (41) atau biasa dipanggil Ancah.
Pensiunan PNS Pemkab Banjar bersama istri dan anaknya itu sebelumnya ditemukan tewas di mobil Avanza warna Abu-Abu DA 8880 TI di Desa Danau Salak Kecamatan Astambul. Bermula ketika anggota Polsek Astambul menggelar operasi Sikat Intan pada hari Selasa (23/2) sekitar pukul 23.30 Wita.
Kapolres Banjar AKBP Kukuh Prabowo melalui Kapolsek Astambul AKP Ramdani yang saat itu memimpin giat mengatakan, ditemukannya mayat tersebut berawal dari kecurigaan mereka dengan adanya satu unit mobil Avanza warna abu-abu metalik DA 8880 TI, dan sebuah sepeda motor Suzuki Spin DA 6399 KB warna Putih terparkir di sebuah lahan kosong. "Karena curiga anggota langsung menghampiri mobil tersebut," jelas bapak Kapolres.
Ia menambahkan, ketika anggota menghampiri ke lokasi mobil tersebut. Awalnya, mereka menemui dua orang lelaki yang diketahui bernama M Zaini (23) dan M Zaki Ainudin (17). Namun, saat memeriksa mobil itu anggota dibuat kaget. Karena di dalam mobil ditemukan tiga mayat dalam kondisi ditumpuk. Mayat tersebut adalah Majid, istrinya Rusnawati dan putra bungsunya M Muharamsyah. "Atas penemuan itu saya laporkan ke Kapolres, dan atas petunjuknya kami koordinasi ke Reskrim dan dilakukan pengembangan," tambahnya.
Kasatreskrim Polres Banjar AKP Budi Prasetyo mengungkapkan, sesuai dengan hasil visum dilihat dari lukanya ketiga mayat merupakan korban pembunuhan. Dimana Majid dan Rusnawati mengalami luka di leher akibat jeratan tali, sementara anak mereka Ancah mengalami luka parah di kepala akibat benturan benda tumpul.
Pembunuhan sendiri diperkirakan dilakukan di rumah korban di Jalan Pendidikan Gang Madrasah RT 05 RW 02 Kelurahan Sekumpul. Akan tetapi belum diketahui pasti kapan terjadinya pembantaian satu keluarga tersebut. "Untuk pelaku dan motif pembunuhan masih kami selidiki," tambahnya.
Anak Korban Turut Diperiksa, Dikenal Sebagai Dosen dengan Karir Bagus
Kasus pembantaian tiga beranak di Kelurahan Sekumpul, membuat jajaran Polres Banjar bergerak cepat. Sampai kemarin siang, tiga orang saksi terus dimintai keterangan secara intensif di ruang penyidik Mapolres Banjar.
Tiga orang yang ditetapkan sebagai saksi adalah sopir avanza yang membawa tiga mayat, M Zaini (23) dan pengendara motor yang mengawal mobil tersebut M Zaki Ainudin (17), diamankan anggota Polsek Astambul saat penemuan mayat.
Satu lagi yang mengejutkan, turut diperiksa intensif adalah M Norhansyah (44), putra ketiga korban Majid yang juga kakak korban Ancah. Pria yang akrab disapa Anang ini menjadi saksi, lantaran mobil pengangkut tiga mayat korban yang ditangkap Polsek Astambul, ternyata miliknya.
Informasi di lapangan menyebut, Anang sempat diminta datang ke RS Ratu Zalecha, untuk mengidentifikasi ketiga korban. Setelah itu, ia dibawa polisi dan tidak terlihat lagi hingga pemakaman dilaksanakan kemarin sore. Padahal rumahnya di Komplek Griya Sekumpul Raya Dua Jalan Kenanga RT 01 RW 01 dijadikan rumah duka.
Sementara informasi dari Mapolres, juga pantauan wartawan koran ini sampai pukul 15.00 Wita, Anang masih belum keluar dari ruang penyidik yang pintunya tertutup rapat.
Disinggung sejauh mana keterlibatan Anang, Budi tidak mau memberi keterangan lebih lanjut, sebelum penyelidikan lebih mendalam. "Kita belum bisa memutuskan, status dia saat ini masih sebatas saksi," ujarnya.
Sementara itu, Haris, seorang sahabat Anang di kampung mengenal temannya sejak kecil itu, sebagai dosen di Politeknik Banjarmasin dan sangat menyayangi kedua orang tuanya. "Bapak ibunya juga sangat menyayangi Anang, walaupun ibunya hanyalah ibu tiri," katanya.
Anang juga dikenal taat beribadah dan tidak berkelakukan macam-macam. "Malah kami yang sering dia tegur," tambahnya.
Penelusuran Radar Banjarmasin di website Politeknik Banjarmasin, M Norhansyah bukan cuma dosen biasa, saat ini menjabat Ketua Jurusan Administrasi Bisnis, periode 2011-2020. Sebelumnya ia menjabat sebagai sekretaris Jurusan periode 2005-2011.
Korban Dikenal Rajin Ibadah
Fauziansyah, salah seorang teman korban mengaku sangat mengenali pensiunan PNS Pemkab Banjar tersebut. "Dia baik, jadi tidak mungkin punya musuh. Saya mengenalnya sejak dia bertempat tinggal di Jalan Batuah Martapura," katanya.
Almarhum Majid diketahui memiliki empat anak, tiga laki-laki dan satu perempuan. Korban M Muharamsyah (41) adalah anak bungsu Majid. Korban yang biasa disapa Ancah ini dikenal memiliki gangguan jiwa. Salah seorang warga sekitar, Said mengungkapkan, Ancah sering mendatangi rumah tetangga untuk minta uang sekadarnya. "Dia suka bersepeda dan minta uang ke tetangga," ujarnya.
Sementara itu, Rusnawati (52) dikenal sebagai ibu rumah tangga biasa. "Tiap sore sering melihat menyapu halaman rumah," terang Said.
Polres Banjar meyakini bahwa ketiga korban pembunuhan Majid Sobari (70), bersama istrinya Rusnawati (52) dan putra bungsunya bernama M Muharamsyah (41) dieksekusi di rumah mereka Selasa (23/2) malam. Akan tetapi warga sekitar mengaku tak mendengar apapun di malam itu.
Salah seorang warga sekitar, Said mengatakan, malam itu cuaca sedang gerimis, sehingga warga banyak memilih beristirahat di dalam rumah, sehingga tak menyadari adanya kejadian pembunuhan di wilayah mereka. "Sore sampai malam cuaca sangat dingin jadi warga banyak yang di dalam rumah," katanya .
Hal senada juga diungkapkan Etna Ariyana, sepupu almarhum Majid, di malam kejadian warga tidak ada mendengar suara-suara yang mencurigakan. "Malam itu seperti malam biasanya, kami tidak menyangka samasekali," ungkapnya.
Ia mengaku, baru mengetahui sepupunya tewas ketika hari sudah pagi. Ketika itu rumah korban sudah dipasang garis polisi. "Pagi semua warga baru tahu dan pergi ke rumah sakit," tuntasnya.
